8/11/17

Howger Chu 朱禹豪 – my friend, my roommate, my teacher in life

Kali ini saya mau cerita tentang seseorang yang saya kenal di Taiwan dan berpengaruh cukup besar di dalam kehidupan saya : Howger Chu. Sekilas tidak ada yang berbeda antara kita dengan Howger, hanya saja kebetulan dia tidak bisa melihat sejak lahir.

Selama studi saya di Taiwan selama 4 tahun, saya menghabiskan 2 tahun terakhir saya sekamar dengan Howger. Sebenarnya saya ditugaskan oleh kampus untuk membantu keseharian Howger di dormitory, seperti membelikan makanan, membawa baju kotor ke laundry room, mengantar Howger ke kelas pada pagi hari.

Terlahir dengan mata yang tidak bisa melihat sama sekali tentunya bukan hal yang satupun dari kita harapkan. Begitu juga dengan Howger, tentunya kita bisa bayangkan betapa down dan hopeless seseorang yang harus menghabiskan hidupnya tanpa indera penglihatan.

Pertama kali bertemu di suatu hari Minggu, tepatnya satu hari sebelum masuk sekolah, saya langsung mendapatkan impression bahwa Howger adalah seseorang yang sangat ramah dan terbuka dengan orang lain, sama sekali tidak ada pemikiran bahwa dia minder / tidak pede dengan kondisinya.

Semakin waktu berlalu, semakin saya mengenal personality Howger. Satu hal yang saya salut dan kagum dari dia, adalah selama 2 tahun tinggal bersama Howger sama sekali tidak pernah saya mendengar dia mengeluh satu kali pun. Walaupun kadang tugas sekolah banyak, ditambah kegiatan extracurricular yang diikuti, tapi Howger selalu mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dengan bibir yang selalu tersenyum.

Howger sedang mengerjakan tugas di komputer khusus
Seringkali saya merasa kesal karena tugas kuliah yang menumpuk sedangkan tidak ada cukup waktu untuk mengerjakannya. Saya pun mulai menggerutu di meja belajar saya sendiri. Tapi tiap kali saya melihat Howger sedang sibuk sendiri mengerjakan PR-nya di komputernya tanpa mengeluh sedikitpun, saya merasa tertampar dan tersadar bahwa saya tidak seharusnya mengeluh dengan kondisi yang saya hadapi.

Bagaimana bisa seseorang yang tidak dikaruniai Tuhan dengan indera penglihatan bisa begitu grateful dengan hidupnya? Sedangkan saya yang dihadiahi anggota tubuh lengkap masih sering mengeluh dengan kondisi hidup yang saya rasa tidak sesuai dengan harapan saya. Sebuah pertanyaan yang perlu saya renungkan dan pertanyakan ke diri saya sendiri.


Selain memiliki kepribadian terbuka dan sifat yang selalu bersyukur, Howger juga dianugerahi Tuhan dengan suara yang bagus sekali dan kemampuan untuk bermain alat musik, seperti gitar dan piano.

Suatu kali saya berkesempatan untuk berkolaborasi dengan Howger dalam satu kompetisi menyanyi dan bermain gitar. Hasilnya… saya dan Howger memperoleh juara 1 !!! Suatu kenangan yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya.


Demikian cerita saya tentang Howger Chu, seseorang yang secara usia lebih muda dari saya, namun mengajarkan saya banyak hal dalam hidup, terutama dalam mensyukuri apa yang kita punya dalam hidup dan tidak mengeluh dalam menghadapi masalah apapun.

謝謝你,朱禹豪! 從你身上我學會了很多事情 : 學會了感恩,學會了知足,學會了微笑,學會了快樂。




0 comments: